Mungkin bukan hal besar. Bagi orang lain, mungkin tak ada artinya apa-apa. Tapi buat saya, ini jelas membuat sumringah. Tiga puisi saya ikut terbit dalam buku Antologi BungaMatahari, terbitan Avatar Press (2006).
Dalam buku kuning bertema Kereta Api itu saya mendapat ruang empat halaman. Satu puisi bertajuk ‘Kemarin’ mendapat dua halaman, sedangkan dua lagi (Berharap Jangkrik dan satu lagi yang saya tak ingat judulnya) mendapat satu halaman saja.
Terhitung sudah sejak tahun 1995 saya mencoba berpuisi. Artinya hampir 11 tahun sebelum akhirnya karya saya terbit. Meski baru sedikit, dalam antologi keroyokan 93 penulis, tetap saja saya sumringah.
Semoga saja ini bisa jadi batu pelangkah untuk menuju yang lebih besar lagi. Maybe my own book?
(NB. Buat yang mau beli [beli doong plis] bukunya mungkin sudah ada di toko-toko, kemaren launchingnya di AkSaRa Kemang jadi mungkin di sana ada. Warnanya kuning.)
Foto di atas adalah pertemuan pertama BungaMatahari (Kebun Kata I) yang digelar di Teater Matahari, Gedung dua8, Kemang.
selamati’m waiting for your own book;)
buku yang ini beli ya ta.. π
u’ll write it down..and i’ll shoot it out and frame it for my movie π
aih.. saya ikut sumringah bacanya. π wicak, terimakasih karena selama ini sudah bersama-sama BuMa menyebarkan semangat semua bisa berpuisi! saya tunggu buku kumpulan puisimu sendiri…
Bagus juga bisa menyimpan puisi-puisi lama, sesuatu yang tidak pernah saya lakukan. Sebab semuanya serba spontan, ada inspirasi, ditulis, lalu diberikan ke orang.
Wehehe, selamat Pak untuk bisa menunjukkan bahwa a Published Poet itu bukan oxymoron. Sukses ya, dalam menyusun buku sendiri.
congrat ya wicak!! small things lead to another big things. may that be your own book ya…